Senin, 13 Februari 2012

Kisah Pandawa Lima

Entah berawal darimana, saya googling “pandawa lima” di omgoogletukangditanyatanyain. Menarik juga ternyata kisah Mahabharata, dengan kisah peperangan yang populer dengan nama Baratayuda (Bharatayuddha). Perang Baratayuda ini merupakan kisah peperangan antara keluarga Pandawa dan Kurawa yang terjadi di Padang Kurusetra. Sebenarnya mereka, keluarga Pandawa dan Kurawa, adalah saudara sepupu. Namun mereka berselisih mengenai tahta kerajaan Hastinapura.
Banyak pula yang menganalogikan perang Baratayuda ini sebagai pertarungan antara sisi baik manusia dengan sisi jahat manusia. Sisi baik disini adalah Pandawa, sedangkan sisi jahat disini adalah Kurawa. Dalam perang Baratayuda, keluarga Pandawa dipimpin oleh Kakak tertua mereka, Yudisthira. Sedangkan dari pihak Kurawa, dipimpin oleh Duryudana.
Dari pihak Pandawa sendiri, terkenal dengan Pasukan terdepannya, Pandawa Lima, yang terdiri dari Yudisthira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Pewaris asli tahta kerajaan dari Pandu (Bapaknya Pandawa Lima) dengan dewi Kunti adalah Yudisthira, Bima, dan Arjuna. Sedangkan Nakula dan Sadewa adalah saudara tiri mereka hasil perkawinan Pandu dengan dewi Madri. Adapun Pandawa Lima ini sering dianalogikan sebagai sifat baik dan 5 kesempurnaan sikap bagi manusia (terutama lelaki).
Mari kita bahas satu Persatu..
1. Yudisthira (Puntadewa)
Yudisthira merupakan sulung dari para Pandawa. Dia memiliki sifat jujur, adil, sabar, taat, dan penuh percaya diri. Dikisahkan juga bahwa selama hidupnya, Yudisthira tidak pernah berbohong. Yudisthira mahir menggunakan tombak sebagai alat perang. Dikisahkan juga bahwa setelah perang Baratayuda, Yudisthira adalah pemegang tahta kerajaan Hastinapura.

2. Bima (Bimasena)
Bima adalah anak kedua dari keluarga Pandawa. Bima memiliki arti “mengerikan” dalam bahasa sansekerta. Mungkin hal ini karena Bima memang memiliki perawakan yang besar diantara saudaranya yang lain. Tak heran, Bima menjadi panglima perang dalam perang Baratayuda, memimpin tentara Pandawa. Bima diceritakan memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, jujur, tabah, dan patuh. Selain itu, Bima dikenal sebagai tokoh yang to the point, tidak suka basa-basi. Dikisahkan juga bahwa Bima adalah titisan Bayu, dewa angin, yang menjelma menjadi Pandu saat menikahi dewi Kunti. Bima mahir menggunakan senjata gada yang terkenal dengan nama Rujakpala, tidak ketinggalan senjata lainnya, yaitu kuku Bima, yang dinamakan Pancakenaka. Pada perang Baratayuda, Bima adalah tokoh penutup perang yang berhasil membunuh Duryodana, pemimpin tertinggi Kurawa. Bima memiliki anak dari perkawinannya dengan Dewi Arimbi yang bernama Gatotkaca.

3. Arjuna (Wijaya)
Arjuna adalah anak ketiga. Dikisahkan Arjuna merupakan titisan dewa Indra, raja semua Dewa. Dikisahkan Arjuna memiliki sifat mulia, cerdik, berani, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan. Arjuna adalah tokoh yang paling rupawan diantara saudara-saudaranya. Sehingga tidak heran, kalau Arjuna sering dianalogikan sebagai lelaki yang tampan, gagah, dan gentle di kehidupan kita sekarang. Arjuna lihai memainkan senjata panah. Dalam perang Baratayudha, Arjuna menggunakan Pasupati, nama panahnya, untuk membunuh Bisma, panglima besar Kurawa. Dalam perang juga, Arjuna dikenal sebagai ksatria tanpa tanding, karena saat bertempur, Arjuna tidak pernah sekalipun menemui kekalahan. Arjuna memiliki banyak istri karena ketampanannya, salah satunya yang terkenal adalah dewi Srikandi yang membantu Arjuna membunuh Bisma.

4. Nakula
Anak keempat dari Pandawa, dan lahir dari perkawinan antara Pandu dengan dewi Madri. Nakula diceritakan memiliki sifat taat, setia, belas kasih, tahu membalas budi, dan menyimpan rahasia. Nakula memiliki saudara kembar, yaitu Sadewa. Nakula juga terkenal sebagai orang yang tampan, namun tidak seperti Arjuna yang rendah hati dengan ketampanannya. Nakula lebih membanggakan ketampanannya dan tidak mau mengalah. Nakula lihai memainkan senjata pedang pada perang Baratayuda. Kelebihan lainnya yang dimiliki Nakula adalah ilmu pengobatan, karena Nakula dipercaya sebagai titisan dewa Aswin, dewa pengobatan. Selain itu, Nakula lihai mengengendarai kuda, dan memiliki ingatan yang sangat tajam dan tidak terbatas.

5. Sadewa
Adalah bungsu dari Pandawa lainnya. Merupakan kembaran dari Nakula. Jika Nakula dianugerahi ketampanan, maka Sadewa dianugerahi kepandaian, terutama dalam bidang astronomi, sehingga Sadewa memiliki kemampuan meramal untuk masa depan. Sifat Sadewa adalah bijak dan pandai, bahkan Yudisthira pernah berkata bahwa Sadewa memiliki kebijaksanaan lebih tinggi daripada Wrehaspati, guru para Dewa. Dikisahkan juga bahwa Sadewa adalah tokoh yang berhasil membunuh Sengkuni, paman para Kurawa yang terkenal dengan kelicikannya dan pintar menghasut. Sadewa berhasil membunuh Sengkuni dengan kecerdikan dan kepandaian yang dia miliki. Sadewa merupakan tokoh pendiam dalam kisah Mahabharata.

======================================================
Jika Pandawa adalah cerminan kebaikan dari umat manusia, maka Kurawa menjadi cerminan tamak dan rakusnya manusia. Karena itu, sering juga Baratayuda sebagai peperangan internal yang akan selalu terjadi dalam diri tiap-tiap individu manusia.
Dan ternyata masih banyak tokoh-tokoh lainnya dalam kisah Mahabharata yang belum terceritakan oleh saya di tulisan kali ini. Masih ada Prabu Kresna dengan kebijaksanaanya sebagai penasihat Pandawa Lima, Abimanyu dan Gatotkaca dengan kesaktian dan keberanianya, Prabu Baladewa, Semar dan Bagong, Dewi Srikandi yang lihai, lincah, dan rupawan. wah, pokoknya masih banyak tokoh pewayangan Indonesia yang bisa diambil sifat-sifat baiknya. Mudah-mudahan bisa saya tulis di lain kesempatan. :)
Ternyata mengenal budaya itu tidak semembosankan yang dibayangkan. Jujur saja, awalnya, sebelum baca mengenai hal ini, sebelum menulis tentang hal ini, saya masih buta dengan kisah Mahabharata yang ternyata mengasikkan dan bagus untuk disimak. Memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang baik bagi kehidupan. ;)
Selamat Ulang tahun bagi Indonesia sekali lagi..
Ternyata Indonesia punya Power Rangers..!!! bisa jadi Power Rangers terilhami dari Pandawa Lima ini.. bukan tidak mungkin..
Makanya..!! cintai budaya sendiri, jangan tunggu direbut oleh orang lain..
Jangan dulu caci maki negara orang kalo ternyata kita sendiri pun belum tahu dan belum cinta sama kebudayaan sendiri..!!
======================================================
source :

Sanghyang Rancasan & Asal Usul Panakawan

Kisah ini berbeda dengan riwayat atau silsilah panakawan pada umumnya, namun ini menambah perbendaharaan dan memperkaya kisah tentang “dewa serta panakawan” dalam pewayangan.
Diterjemahkan bebas dari Karya R.U.Partasuwanda, Dalang masyhur pada jamannya dekade 1950 – 1970, dengan ciptaannya “wayang golek moderen” :
More

Dunia Wayang

Petruk, Bagong, Nakulo, Semar dan nama-nama tokoh khayalan yang lain, yang tak pernah penulis paham ketika sang dalang menggerak-gerikkan lempengan kulit yang dibentuk gambar manusia dari berbagai macam bentuk, sambil berbicara sendirian sang dalang terus berdialog dengan dirinya sendiri, kadang dia bersuara lembut dan sopan, kadang juga bersuara lantang dan kasar, kadang dia juga mengeluarkan kata-kata mutiara, kadang juga membikin humor, dan humor inilah hal yang sangat mudah difahami oleh semua orang, termasuk saya ikut tertawa ketika dagelan sudah dimulai.
More

Silsilah Mahabarata

Definisi Silsilah
Menurut Kamus Basa Sunda oleh M.A. Satjadibrata, arti silsilah itu ialah rangkaian keturunan seseorang yang ada kaitannya dengan orang lain yang menjadi istrinya dan sanak keluarganya. Silsilah tersebut adalah merupakan suatu susunan keluarga dari atas ke bawah dan ke samping, dengan menyebutkan nama keluarganya.
Arti silsilah itu bersifat universal, yang artinya orang-orang di seluruh dunia mempunyai silsilah keturunannya dan pula, di seluruh benua akan dimaklumi, bahwa semua orang pasti akan mengagungkan leluhurnya. Kita sering membaca silsilah keturunan para raja yang termasuk sejarah atau silsilah para penguasa yang memerintah suatau daerah, baik yang ditulis pada prasasti maupun benda lain yang artinya bukan hanya untuk dikenal saja, tetapi untuk digaungkan oleh segenap masyarakatnya, dan dikenang akan jasa-jasanya.
More

Tahapan Pulasan Pada Wayang Kulit

Pulasan dalam kaitannya dengan wayang kulit adalah, sebuah teknik pewarnaan pada proses pembuatan wayang. Jika wayang sudah berbentuk tokoh tertentu dan sudah di tatah dengan sempurna maka langkah selanjutnya akan dilakukan pewarnaan pada tokoh wayang tersebut sesuai dengan kaidah sunggingan dan perwatakan wayang. Pulasan yang baik dihasilkan oleh seorang tukang sungging yang sudah berpengalaman, pada jaman dahulu seorang seniman dalang mempunyai keahlian dalam membuat wayang, mulai dari mengambar detail wayang (nyorek), natah, mulas (nyungging) hingga pemasangan gapit wayang. Pulasan sendiri juga sering disebut dengan kata sunggingan. Untuk mewarnai wayang diperlukan beberapa tahap pulasan (polesan).
More

Sejarah Seni Pewayangan


Wayang, merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang paling tua. Pada masa pemerintahan Raja Balitung, telah ada petunjuk adanya pertunjukan wayang, yaitu yang terdapat pada prasasti Balitung dengan tahun 907 Masehi, yang mewartakan bahwa pada saat itu telah dikenal adanya pertunjukan wayang.
Prasasti berupa lempengan tembaga dari Jawa Tengah; Royal Tropical Institute, Amsterdam, contoh prasasti ini dapat dilihat dalam lampiran buku Claire Holt Art in Indonesia: Continuities and Changes,1967 terjemahan Prof.Dr.Soedarsono(MSPI-2000-hal 431).
More

Silsilah Wayang Indonesia

Membayangi Sejarah Bangsa
Hanonton ringgit manangis asekel muda hidepan, huwus wruh towin jan walulang inukir molah angucap, hatur ning wang tresneng wisaya malaha tan wihikana, ri tatwan jan maya sahan-haning bhawa siluman. (Ada orang melihat wayang menangis, kagum, serta sedih hatinya. Walaupun sudah mengerti bahwa yang dilihat itu hanya kulit yang dipahat berbentuk orang dapat bergerak dan berbicara. Yang melihat wayang itu umpamanya orang yang bernafsu keduniawian yang serba nikmat, mengakibatkan kegelapan hati. Ia tidak mengerti bahwa semua itu hanyalah bayangan seperti sulapan, sesungguhnya hanya semu saja).
More

Wayang Kulit

Pertunjukan wayang kulit telah dikenal di pulau Jawa semenjak 1500 SM. Semasa kerajaan Kediri, Singasari dan Majapahit, wayang mencapai puncaknya seperti tercatat pada relief di candi-candi serta di dalam karya-karya sastra yang ditulis oleh Empu Sendok, Empu Sedah, Empu Panuluh, Empu Tantular dan lain-lain. Epos Ramayana dan Mahabarata yang asli berasal dari India, telah diterima dalam pergelaran wayang Indonesia sejak zaman Hindu hingga sekarang. Wayang seolah-olah identik dengan Ramayana dan Mahabarata.
More

WAYANG

Pindahnya Keraton Kasunanan dari Kartasura ke Desa Solo (sekarang Surakarta) membawa perkembangan juga dalam seni pewayangan. Seni pewayangan yang merupakan seni pakeliran dengan tokoh utamanya Ki Dalang adalah suatu bentuk seni gabungan antara unsur seni tatah sungging (seni rupa) dengan menampilkan tokoh wayangnya yang diiringi dengan gending/irama gamelan, diwarnai dialog (antawacana), menyajikan lakon dan pitutur/petunjuk hidup manusia dalam falsafah.
More

Pakeliran Purwa Dalam Budaya Jawa

Wayang kulit purwo (pakeliran purwo) merupakan bentuk berkesenian yang kaya akan cerita falsafah hidup sehingga masih bertahan di kalangan masyarakat jawa hinggga kini. Seni pertunjukan pakeliran purwo sebagai salah satu bentuk kesenian Jawa merupakan produk masyarakat Jawa (Hauser, Arnold, 1974:94). Disaat pindahnya Keraton Kasunanan dari Kartasura ke Desa Solo (sekarang Surakarta) membawa perkembangan dalam seni pewayangan. Seni pewayangan yang awalnya merupakan seni pakeliran dengan tokoh utamanya Ki Dalang yang bercerita, adalah suatu bentuk seni gabungan antara unsur seni tatah sungging (seni rupa) dengan menampilkan tokoh wayangnya yang diiringi dengan gending/ irama gamelan, diwarnai dialog yang menyajikan lakon dan pitutur/petunjuk hidup manusia dalam falsafah.
More

Dalang Butuh Proses

Dalang-dalang terkenal saat ini seperti Ki Manteb, Ki Anom Suroto, Ki Purbo Asmoro, Ki Entus Susumono, tidak serta merta sukses seperti sekarang ini, perlu proses panjang bahkan untuk menjadi seorang dalang yang tidak terkenal sekalipun. Terlalu banyak ketrampilan dan pengetahuan baik teknis maupun mapun terori yang harus dikuasai. Artinya tidaklah mudah menjadi seorang dalang, tidak dapat di ukur dengan hanya setahun dua tahun belajar / kursus lalu setelah dinyatakan lulus sudah bisa di juluki gelar Ki Dalang. Gelar Ki sebenarnya dalam kalangan masyarakat jawa sangatlah berat, berarti telah memiliki kemampuan yang spesifik tertentu dan di tuakan dalam masyarakat lingkungannya.
More

Jenis Wayang Kulit Yogyakarta

Wayang Kulit Purwa Gagrak Yogyakarta-Tejokusuman
Wayang Tejokusuman dibuat pada tahun 1946 di wilayah Tejokusuman, Yogyakarta. Seperti wayang kulit umumnya, Wayang Tejokusuman memiliki tatahan dan sunggingan yang halus. Perbedaan mendasar yang dapat dilihat dari wayang Tejokusuman ini adalah warna tubuh yang diwarnai krem atau kuning muda.(umumnya wayang diberi warna prada/warna emas untuk bagian tubuhnya)
/// More

Kayon / Gunungan

Gunungan atau di dalam pakeliran disebut kayon, pertama diciptakan oleh Raden Patah. Dinamakan gunungan karena bentuknya menyerupai gunung yang memiliki puncak dan terdapat pada setiap pagelaran wayang (wayang purwa, wayang krucil, wayang golek, wayang gedok, wayang suluh, dll).
Menurut bentuknya, gunungan atau kayon ini dapat dibedakan menjadi dua macam.
1. Kayon gapuran berbentuk ramping dan pada bagian bawah bergambar gapua yang pada sisi sebelah kiri maupun kanan di jaga oleh raksasa Cingkarabala dan Balaupata. Sedangkan pada bagian belakang terdapat lukisan api merah membara.
2. kayon blumbangan, bentuknya agak gemuk dan lebih pendek bila dibanding dengan kayon gapuran, Pada bagian bawah terdapat lukisan kolam dengan air yang jernih yang ditengahnya terdapat lukisan sepasang ikan berhadapan. Sedangkan pada bagian belakang berambar lautan atau langit yang berawarna biru gradasi.
More

Lakon dan Pengaturan Wayang

Secara garis besar lakon wayang purwa dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Prasejarah menceritakan tentang ksiah para dewa di Kahyangan, ajaran dewa kepada anak manusia, juga kisah kejahatan raksasa maupun setan yang mengganggu manusia, juga kisah kejahatan raksasa mapun setan yang mengganggu manusia, Sebagian besar cerita dewa-dewa dan raksasa ini diambil dari Mahabharata, tetapi sebagian didasarkan pada dongen tutur tinular yang berkembang di Jawa.
2. Cerita Arjunasasrabahu yang diawali dari keberadaan negara Maespati sebagai penerus dinasi Purwacarita (penjilmaan dewa Wisnu) hingga tamatnya riwayat Prabu Harjunasasrabahu.
3. Cerita Rama, isinya diawali dari runtuhnya kerajaan Maespati dilanjutkan petualangan Dasamuka, kisah Rama Sinta dan berakhir pada lakon Rama menjelma (nitis).
4. Cerita Mahabharata, isinya menceritakan para leluhur Pandawa hingga Pandawa muksa.
More

Sumber Cerita Wayang

Pada jaman prasejarah telah kita ketahui bersama bahwa wayang itu adalah kebudayaan nasional Indonesia asli yang kemudian kena pengaruh kebudayaan Hindu. Adapun cerita Jawa asli yang sampai sekarang masih ada, misalnya cerita Prabu Watugunung yang akhirnya menjadi pawukon dan Prabu Mikukuhan yang menceritakan asal mula adanya padi dan Semar, Gareng, Petruk serta Bagong adalah wayang Indonesia kuno. More

Membuka Takbir Wayang Purwa

Menurut cerita Jawa, awal adanya wayang yaitu pada masa raja Jayabaya di Kediri tahun 1135 Masehi. Pada saat itu raja Jayabaya ingin mengambarkan wajah para leluhurnya dengan lukisan pada daun rontal, meniru wajahpara dewa-dewa maupun manusia purba (purwa) sehinga karya raja Jayabaya itu kemudian disebut wayang purwa.
Menurut Dr. hazeu, cerita tentang wayang sudah ada sejak jamn raja Erlangga diKahuripan permulaan abad ke sebelas, karena pada masa Erlanga tersebut sudah ada ahli sastra kepercayaan raja Erlangga yakni Mpu Kanwa yang menulis kitab Arjuna Wiwaha. Isi dari kitab Arjuna Wiwaha antara lain menceritakan Arjuna ketika bertapa di dalam goa Witaraga sebagai brahmana dengan nama Ciptaning. Sebagai Pertapa, Arjuna berhasil membinasakan raksasa Niwatakawaca dari kerajaan Manimantaka yang bermaksud melamar bidadari Dewi Supraba. Atas jasanya itu, Arjuna mendapat penghargaan dari dewa Endra berupa sebuah panah lengkap dengan busurnya bernama panah Pasopati.
More

Lakon Pewayangan Menurut Pakem Surakarta

Macam2 lakon pewayangan menurut pakem surokarto lan sekitaripun sing mengacu pada Serat Pedhalangan Ringgit Purwa karya KGPAA Mangkunegara VII yg terdiri dari 37 jilid berisi 177 lakon dan terbagi 4:
1. Cerita dewa (7 lakon)
2. Cerita Arjuna Sasrabahu ( 5 lakon)
3. Cerita Ramayana (18 lakon)
4. Cerita Pendhawa Kurawa (147 lakon)
More

Daftar Ratu lan Ksatria kang gugur mbelani Pandawa ing Baratayuda Jayabinangun

Pandawa Lima : Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa
Putra-putra pandawa :
Raden Pancawala(putra Puntadewa), tewas oleh Aswatama di hr ke 19/20
Raden Antareja(putra Bima), tewas sebagai tumbal sebelum Baratayuda
Raden Gatotkaca(putra Bima), tewas di hr ke 15
Raden Antasena(putra Bima), tewas sebagai tumbal sebelum Baratayuda More

Mengenal Beberapa Negara/Kerajaan Pewayangan

Gandara:Asal Dewi Hanggadari Ibunda para Kurawa. Kandawa:Hutan yang sangat seram, yang berada diseberang kali Yamuna. Dihadiahkan kepada Pendawa Lima dan dijadikan negeri yang subur Makmur bernama Hastina Pura.
More

Mengenal Beberapa Tokoh – Tokoh Wayang

Abiasa: Putera Setiawati dengan Begawan Palasara / Seorang Begawan Berwajah buruk, bau amis dan busuk warisan Ibunya, diminta membuahi istri saudaranya agar tidak putus keturunan darah barata.
Abimanyu :Anak Arjuna dengan Subadra
Adipati Karna : Pahlawan sakti dipihak Kurawa mempunyai baju Tamsir yang kebal senjata apapun.
Adirata : Sais Istana Hastina Aradea (Adipati Awangi atau Karna):Anak pungut Adirata Berwajah mirip Arjuna dan sama ahli memanah. Aradea sebenarnya adalah anak Dewi Kunthi dengan ayah Bhatara
More

Pedalangan: Lakon, Pakem dan Tehnik

PAKEM DAN LAKON PEWAYANGAN
Lakon-lakon pewayangan itu adalah bagian pokok dari pada pergelaran seni pedalangan, baik untuk waktu semalam suntuk maupun untuk 4 jam atau mungkin hanya waktu 2 jam, namun lakon tersebut kedudukannya tetap, ialah merupakan pokok dari pada pergelaran seni pedalangan.
Membicarakan tentang lakon-lakon pewayangan, disengaja atau tidak disengaja, tentulah menyangkut apa yang disebut “pakem” yang dalam bahasa Jawa berarti: pathokan, paugeran atau wewaton.
More
kisahnya mirip Power Ranger awal2.. jadi ada 5 ksatria yang terpilih karena masing2 memiliki kemampuan yang cocok dengan pandawa 5. Tapi sejalan dengan cerita, ternyata ke limanya memiliki kesamaan. Mereka adalah sepupu tapi saling berjauhan.. bahkan kalau di urut cabangnya jauh.. tp itu bukan inti ceritanya
  1. Sentai Merah.. Yudistira
  2. Biru. Nakula
  3. Hijau. Sadewa
  4. Putih. Arjuna
  5. Kuning. Bima
Biru dan Hijau bukan saudara kembar tetapi mereka lahir pada jam yang sama dan waktu yang sama. Bahkan sebenarnya mereka adalah 2 org yg saling mengasihi. nantinya terakhir mereka akan menikah dan memiliki anak yang kembar.
semua ini dipimpin dan dibimbing oleh Drupadi yang memberikan kekuatan pada kelimanya. Drupadi ini adalah alien dari Luar Angkasa yang dulu membimbing para ksatria jaman dulu untuk mengembalikan dunia.
 Tetapi tanpa mereka sadari.. sebenarnya ada 1 anggota sentai lagi yang bisa dikatakan terkuat.. yaitu Sentai Hitam (Karna) yang berada di sisi kejahatan. dan dia memihak pada Duryudana yang sebenarnya sedang dikuasai oleh Alien jahat.
Duryudana menyerang manusia dengan memakai segala permainan jaman dahulu dan memaksa para sentai untuk memainkan permainan jaman dulu untuk dapat mengalahkan monsternya.
berkat tipu daya Duryudana dan serangan Karna yang kuat, markas Pandawa jatuh ke tangan Duryudana. melihat kejadian tersebut, alien terkuat datang dan mengamuk. Tapi bukannya mengamuk mengalahkan musuh saja, dia hampir menghancurkan kota.
berhasil menenangkan dia (Kresna), semuanya mundur ke hutan dan bersembunyi karena ternyata penduduk kota menganggap bahwa yang menyebabkan kotanya hancur adalah mereka.

berbulan-bulan mereka bersembunyi dan akhirnya kembali untuk merebut markas mereka. Tapi Duryudana cs tidak mau memberikan begitu saja lalu memutuskan perang terbuka. perang yang disaksikan seluruh penduduk kota. Pandawa harus melawan para pembesar Duryudana 1 vs 1.. dan mereka menang.
saat itulah drupadi terlihat bimbang. demikian juga dengan Karna. pertaruangan mereka terus berlanjut untuk  menghabisi 6 tower yang digunakan alien penyerang. sementara itu datang alien baik yang berusaha mendamaikan eh malah memihak Kurawa dan menyerang Pandawa. Tapi entah kenapa tidak menyerang Arjuna dan Sadewa (ce)
akhirnya Arjuna dan Sadewa bergabung dan mengalahkannya. Tetapi saat itu Duryudana malah menyerang dengan senjata yang menghancurkan sekitarnya.. semua selamat tetapi ternyata Arjuna dan Sadewa terperangkan dalam serangan tersebut. Bisma memutuskan menolong mereka dan mengorbankan jiwanya untuk mereka.. alsan Bisma memihak Kurawa krn dia melihat dunia ini sudah rapuh dan Kurawa memiliki peluang untuk mengembalikan kestabilan.

tarung lalu berlanjut hingga mereka bertemu dengan Karna.. Karna sangat sulit dikalahkan dan seperti bisa semua jurus mereka berlima. Kemduian dia menculik Drupadi. Kepada Drupadi, Karna marah kepadanya yang memberikan kekuatan padanya dan meletakkan pada dunia yang hancur moralnya ini.
Tetapi dia percaya dengan apa yang diperjuangkan Pandawa walau dia sendiri sudah mulai goyah dari keyakinannya. Kepada Drupadi dia berjanji, hanya akan ada 1 ksatria yang mati besok.

saat pertarungana Drupadi dia mengatakan, Lalu dia menantang Yudistira yang merupakan pemimpinnya. Kresna sebenarnya menolak dan menyuruhnya mundur.
Tetapi dia berjanji, bila Yudistira yang melawan dia.. maka Drupadi akan selamat bila tidak maka akan mati. Di dalam zona yang dipersiapkan oleh Karna mereka bertempur.
di zona inilah Karna menunjukkan bahwa dia adalah Sentai juga. Pertarungan Yudistira ini berlangsung seru. Sementara itu bawahan Karna menunggu diluar menjaga pertarungan. Tapi ternyata Duryudana kembali curang.. dia menyuruh panglimanya  menyerang tetapi berkat bantuan bawahan Karna, Yudistira selamat. Karna tidak diketahui keberadaannya.. hanya sebuah batu sakti yang memberikan kekuatan tambahan pada mereka.
Drupadi menjelaskan bahwa Karna adalah salah satu ksatria masa lampau yang masih memiliki pertalian darah dengan mereka. dapat dikatakan Karna sebenarnya adalah kakeknya kakek mereka. dulu saat dunia kacau, Drupadi membangunkan Karna tetapi malah memihak lawan.

lawan berikutnya adalah jenderal2 Duryudana sendiri hingga Duryudana. Pertarungan mereka tidak imbang karena Duryudana sendiri sudah memilik ajian sakti yang membuat dia kebal. disaat genting hadir Karna yang membantu lalu melepas musuh sebenarnya yaitu alien penguasa tubuh Duryudana.

dengan serangan terakhir Pandawa, musuh tersebut kalah untuk dikejutkan bahwa alien tersebut adalah suami Drupadi.. lalu kekuatan mereka kembali ke tangan Drupadi tetapi Karna merasa pertarungan ini belum berakhir dan sekali lagi menantang pandawa untuk terakhir kalinya.

siapakah yang menang??

Sebelumnya: Rahwana raja 10 nafsu
Selanjutnya : Kisah dateng ke dukun santet part 1

Kisah Pandawa Lima

OPINI | 03 July 2009 | 13:45 19807 8 Nihil
Pandawa Lima merupakan tokoh yang tidak dapat dipisahkan dengan kisah Mahabarata, karena Pandawa Lima merupakan tokoh sentralnya bersama dengan Kurawa.
Pertempuran antara Pandawa Lima dengan Kurawa yang masih mempunyai hubungan saudara, karena Pandawa Lima memperjuangkan hak tahtanya atas Kerajaan Hastinapura yang di kuasai oleh para Kurawa ( Prabu Suyudhana dengan saudara-saudaranya yang berjumlah seratus ).
Pandawa lima adalah sebutan lima bersaudara, putra dari Pandu Dewanata yakni Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.
Yudistira dengan nama kecilnya Puntadewa, Bima dengan nama kecilnya Sena, dan Arjuna dengan nama kecilnya Permadi dilahirkan dari ibu Dewi Kunti sedang Nakula dengan nama kecilnya Punten dan Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen dilahirkan dari ibu Dewi Madrim.
Pandu Dewanata adalah Raja Hastinapura, tetapi mati muda dan anak-anaknya masih kecil-kecil sehingga belum memungkinkan untuk memegang kendali pemerintahan, untuk mengisi ke kosongan pemerintahan Hastinapura, maka diangkatlah Destaratra yang buta, kakak Pandu Dewanata untuk menduduki jabatan sementara tahta Hastina, kelak jika putra-putra Pandu telah dewasa, Hastinapura akan diserahkan pada Pandawa Lima, putra Pandu yang mempunyai hak atas tahta Hastina secara syah.
Rencana penyerahan tahta Hastinapura ke para Pandawa Lima Putra Pandu secara damai kelaknya hanya tinggal rencana saja, karena ren-cana tersebut terhalang oleh Dewi Gendari Istri Destarastra yang sangat ambisius, apa lagi ambi si Dewi Gendari didukung oleh adiknya Harya Su man alias Sengkuni, menjadi patih Hastinapura, mempunyai watak iri, dengki dan syirik yang menghalakan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Destarastra disamping buta, pendiriannya juga kurang kuat, mudah berubah, mudah diha sut dan mudah dibujuk oleh anak-anaknya yang berjumlah seratus, dikenal dengan Kurawa atau Sata Kurawa yang hampir seluruh anaknya berwatak pendusta, iri, dengki, tamak, syirik dlsb.
Patih Harya Suman alias Sengkuni sangat besar sekali pengaruhnya pada para Kurawa dalam membentuk anganggapan bahwa Pandawa Lima merupakan musuh dan saingan terberatnya, karena itu harus disingkirkan dengan cara apapun juga, agar Hastinapura tidak jatuh ketangan Pandawa Lima Putra Pandu, sebagai pewaris syah atas tahta Hastinapura.
Meskipun Pandawa Lima dan Kurawa berguru pada guru yang sama yakni Resi Durna ( Druna ) dan Resi Krepa, tetapi permusuhan diantara mereka tidak dapat dipadamkan untuk menjadi rukun, bahkan semakin menjadi-jadi.
Pandawa Lima selalu lebih unggul dlm ke-trampilan ulah senjata dan ulah krida dari pada para Kurawa. Puntadewa selalu lebih unggul dibi dang sastra dan ketatanegaraan, Bima unggul dibidang memainkan senjata gada, Harjuna unggul dibidang memanah dan ulah pedang sedang kan Nakula dan Sadewa tidak ikut berguru kare-na masih terlalu kecil.
Bima bersosok tubuh besar, konon sangat jahil suka mengganggu Kurawa dengan tiada sebab Kurawa sering ditampar dan ditempeleng oleh Bima terutama Suyudhana/Duryudhana dan Dursasana ( adik Suyudhana ), akhirnya menimbulkan perkelahian tetapi selalu dimenangkan oleh Bima meskipun Bima dikeroyok mereka berdua, karena itu Bima selalu menjadi sasaran pelampiasan dari kekesalan mereka.
Suatu saat Bima yang sangat rakus, dalam makanannya diberi racun oleh Kurawa, setelah Bima tidak sadarkan diri kemudian dibuang kedalam sumur Jalatunda yang berisi penuh dengan ular beracun ganas. Karena pertolongan Batara Dadungnala, Bima dapat selamat dan sejak itu Bima menjadi kebal terhadap segala macam racun betapapun ganasnya racun tersebut.
Mengetahui usahanya menyingkirkan Bima gagal, maka Kurawa berusaha lagi untuk menyingkirkan Pandawa Lima dengan cara membakar bale Sigala-gala tempat menginap para Putra Pandu dan Ibunya Dewi Kunti, tetapi usaha itupun gagal lagi, karena Putra Pandu memperoleh pertolongan dari Batara Naradha, Sang Hyang Antaboga dan Yama Widura.
Untuk mencegah Pandawa Lima dan para Sata Kurawa agar tidak terjadi sengketa terus menerus, para tetua mereka terutama Resi Bis- ma dan Yama Widura, menganjurkan kepada Destarastra agar Pandawa Lima diberi hutan Kan dawaprastha atau Wanamarta, saran tersebut diikuti oleh Destarastra dan hutan Wanamartalah yang diberikan pada Pandawa Lima.
Dalam waktu singkat Pandawa Lima yang
dibantu oleh beberapa Dewa dan sahabat saha-batnya, berhasil merubah hutan belantara menja di sebuah kerajaan yang besar dengan nama Amerta dan Indraprasta sebagai ibu kotanya.
Semakin lama Amerta menjadi semakin ma ju, kerajaannya menjadi semakin besar dan kuat, banyak kerajaan kecil-kecil, bergabung berkat perjuangan Bima dan Harjuna.
Sebagai pernyataan syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa atau Sang Maha Pencipta Ja-gad Raya ini, maka para pembesar Kerajaan A-marta mengadakan syukuran, sesaji kepada Raja Suya dan para Kurawapun diundang untuk meng hadiri upacara sesaji itu dan dalam pelaksanaan upacara sesaji tersebut terdapat keributan antara Prabu Kresna dengan Prabu Si Supala, berakhir dengan meninggalnya Prabu Si Supala, tetapi tidak menggangu kelancaran jalannya upacara sesaji.
Karena sudah mempunyai bibit rasa iri dan dengki pada Pandawa Lima, maka Kurawa menilai bahwa upacara tersebut merupakan pameran kekuatan Pandawa Lima, hal demikian dimanfaatkan oleh Patih Sengkuni untuk mempengaruhi para Kurawa agar membuat sengsara pada Pandawa Lima (Putra Pandu).
Prabu Duryudhana atas nama Kurawa, mengundang Pendawa Lima untuk menghadiri pes-ta yang diadakan di kerajaan Hastinapura, atas hal tersebut para tetua Hastinapura seperti Pra bu Destarastra, Resi Bisma dan Yama Widura menilai bahwa antara Pandawa Lima dengan para Sata Kurawa telah berdamai dan bersahabat.
Penilaian tetua Hastinapura ternyata mele-set, karena undangan Kurawa hanya merupakan siasat untuk membuat sengsara Pandawa Lima.
Waktu itu Pandawa Lima diajak minum mi-numan yang memabukkan sampai mabuk dan dalam kondisi mabuk itulah Pandawa Lima dia-jak main judi, Pandawa Lima diwakili oleh Yudistira dan Hastinapura diwakili oleh Patih Sengkuni (Harya Suman). Dalam permainan judi tersebut Pandawa Lima di kalahkan, karena di curangi oleh para Kurawa, judi dan mabuk-mabukan sudah merupakan kebiasaan sehari-hari bagi para Kurawa.
Awalnya Pendawa Lima sering dimenang-kan, tetapi setelah taruhan diperbesar dan merupakan target Para Kurawa, maka Pendawa Lima dikalahkan, sesudah kerajaan Amarta dipertaruhkan dan dikalahkan, keadaan semakin panas, ke-mudian setelah adik-adiknya dan dirinya yang di jadikan taruhan kalah juga, maka Dewi Drupadi istrinyapun dipertaruhkan pula.
Dewi Drupadi waktu itu dikaputren kemudian diseret kebalairung, dipermalukan dan menarik rambutnya sampai terurai. Pada saat itulah Dewi Drupadi mengucapkan sumpahnya, bahwa ia tidak akan menyanggul rambutnya lagi, kecuali setelah keramas dengan darahnya Dursasana adik Prabu Duryudhana ( Suyudhana ), demikian juga Bima bersumpah, bahwa dalam perang Bha ratajuda nanti akan membunuh Prabu Duryudhana (Suyudhana) dan meminum darahnya.
Nasib Pandawa Lima dan Dewi Drupadi a-gak tertolong dengan campur tangannya tetua Hastinapura Resi Bisma dan Yama Widura. Dewi Drupadi diminta untuk diserahkan kepada Resi Bisma dan diberikan, untuk ini para Kurawa salah sangka dikiranya Resi Bisma ingin menikmati kemenangannya pada hal Dewi Drupadi akan diserahkan kembali kepada Pandawa Lima oleh Resi Bisma.
Atas kekalahan judi para Pandawa Lima, te tua Hastina mengambil kebijaksanaan dan jalan tengah, bahwa Pandawa Lima harus menjalani hukuman pembuangan di hutan selama 12 tahun dan masa penyamaran selama 1 tahun, dalam masa penyamaran apabila salah satu dari Panda wa lima dapat dipergoki, maka mereka semua ha rus menjalani pembuangan ulang lagi selama 12 tahun, dan masa penyamaran 1 tahun.
Dewi Drupadi-pun mengikuti para Pandawa Lima dalam menjalani hukuman pembuangan, sedangkan Dewi Kunti ibu para Pandawa Lima tetap tinggal Kerajaan Hastinapura. Sebagian Istri dan anak-anaknya Raden Harjuna dititipkan di Kerajaan Cempalaradya, Dewi Wara Subadra dan sebagian lagi istri-istri Raden Harjuna dan anak-anaknya dititipkan di Kerajaan Dwarawati.
Dalam masa menjalani hukum pembuang - an, Raden Harjuna dan Bima memanfaatkan wak tunya untuk memperdalam ilmunya dan mencari senjata pusaka. Bima bertemu dengan Anoman saudara tunggal Bayu yang mengajarkan berbagai ilmu kesaktian kepadanya.
Setelah Pandawa Lima menyelesaikan ma-sa pembuangan 12 tahun lamanya, kemudian menjalani masa penyamaran di Kerajaan Wirata. Puntadewa menyamar sebagai ahli sejarah dan tatanegara dengan nama Wijakangka, Bima sebagai Jagal/penyembelih hewan dengan nama Jagal Abilawa, Harjuna sebagai guru tari yang kebanci-bancian dengan nama Kandhi Wrahatmala, Nakula dan Sadewa sebagai pelatih dan pemelihara kuda dengan nama Darmagranti dan Tantripala. Dewi Drupadi menjadi dayang istana dengan nama Sailandri atau Salindri.
Disaat hari penyamaran Pandawa Lima ber-akhir terjadilah penyerbuan Hastinapura dengan sekutu-kutunya ke Kerajaan Wirata. Para Pandawa Lima tidak dapat tinggal diam ketika melihat kejadian penyerbuan yang telah mengganggu ketenangan dan ketentraman Kerajaan Wirata tempat mereka menyamar selama ini.
Dengan ikutnya Pandawa turun kemedan perang, akibatnya para Sata Kurawa mengetahui penyamaran Pandawa Lima. Maka ketika diada kan perundingan untuk memulihkan hak Panda wa Lima atas Kerajaan Amarta dan setengah Kerajaan Hastina, ditolak oleh Kurawa dengan alasan penyamarannya telah dipergoki, karena itu Pandawa harus menjalani ulang kembali masa hukumannya 12 tahun dalam pembuangan dan 1 tahun masa penyamaran.
Menurut perhitungan tetua Hastina, Panda wa Lima telah menjalani masa hukuman dengan sempurna, karena itu mereka harus dikembalikan hak-haknya termasuk setengahnya Kerajaan Hastinapura, namun hal demikian ditolak oleh Kurawa. Meskipun Pandawa Lima dalam perundingan diwakili oleh Prabu Kresna sebagai duta Pandawa Lima.
Karena perundingan damai mengalami ke-gagalan, maka pecahlah pertempuran utk mem-perjuangkan haknya, kemudian dikenal dengan kisah “MAHABHARATA”, masa pertempurannya selama 18 hari, berakhir dengan kemenangan Pandawa Lima, tetapi semua putra Pandawa Lima gugur dimedan perang di Tegal Kurusetra.
Yudistira dikenal sebagai sosok suci tanpa dosa, sedangkan Bima dan Raden Harjuna dikenal sebagai sosok yang telah mencapai kesempurnaan diri, mengetahui sejatinya urip/hidup.
Bima waktu itu diperintah oleh Resi Druna untuk mencari air suci, maksudnya untuk mence lakakan Bima, tetapi sebaliknya Bima bertemu dengan Dewa Ruci yang memberi wejangan tentang ilmu kasampurnan hidup, Raden Harjuna memperoleh wejangan ilmu Hasta Brata dari Panembahan Kesawasidhi di Puncak gunung Suwelagiri Pertapaan Kutharunggu. Hasta Brata merupakan ilmu spiritual setingkat dengan air suci yang diperoleh Bima untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Dihari tuanya, Pandawa Lima dengan sadar merupakan hari-hari utk menyongsong saat ke-matian, setelah menobatkan Parikesit cucu Ra-den Harjuna sebagai Raja Hastinapura, beberapa tahun kemudian Pandawa Lima mendaki kepun cak Gunung Himalaya, termasuk Dewi Drupadi untuk menyongsong kematian, diikuti oleh anjing berbulu putih.
Pertama kali yang dijemput oleh Batara Ya-madipati (Dewa penjemput nyawa) adalah Dewi Drupadi, dinilai paling banyak dosanya diban -dingkan dengan kelima suaminya yakni Panda wa Lima. Pertama karena dihati kecilnya ia lebih mencintai Raden Harjuna dari pada dengan suami lain-lainnya. Kedua karena Dewi Drupadi bermulut tajam, kata-katanya sering melukai hati orang lain, diantaranya adalah Narpati Basukarna (Adipati Karna), Prabu Duryudhana, Resi Druna/ Drona, Dursasana dan Jayadrata, terluka hatinya karena ucapan-ucapan Dewi Drupadi.
Berikutnya giliran Sadewa yang dijemput oleh Batara Yamadipati, karena sering meremehkan atau memandang rendah orang lain termasuk kakak kakaknya meskipun hanya didalam hati saja dan tidak pernah diucapkan. Sadewa mempunyai ilmu / aji Pranawa Jati yang dapat mengetahui kejadian yang akan datang dan mengingat kejadian-kejadian masa lalu yang pernah dialami.
Setelah Sadewa giliran berikutnya kemudi-an adalah Nakula yang dijemput oleh Batara Ya-madipati, karena meskipun diam sebenarnya di-dalam hatinya Nakula selalu iri dan dengki kepada saudara-saudaranya terutama dengan Sadewa.
Giliran berikutnya setelah Nakula adalah Raden Harjuna yang dijemput oleh Batara Yama dipati, karena didalam hati kecilnya Raden Har-juna terlalu bangga dengan ketampanan yang dimilikinya dan merasa paling dibutuhkan atau pa-ling penting dibanding dengan saudara-saudaranya.
Bima giliran berikutnya dijemput oleh Bata ra Yamadipati, karena dinilai sering tidak dapat menahan nafsu amarahnya.
Yudistira tidak dijemput oleh Batara Yama-dipati dan tidak menemui ajalnya, ia berjalan sampai didepan pintu Syurga dan dijemput oleh Batara Indra, diajak untuk masuk syurga tetapi anjingnya dilarang masuk. Yudistira menolak masuk syurga jika anjingnya tidak diperbolehkan masuk syurga, karena Yudistira menganggap Dewa tidak menghargai suatu kesetiaan. Maka sebaiknya hamba tidak usah masuk kesyurga jika anjing yang menunjukkan kesetiaannya dilarang masuk syurga.
Atas ucapan Yudistira yang menghargai ke setiaan, seketika itu juga anjing putih yang selalu menyertai perjalanan Pandawa Lima dengan setianya sejak dari Istana Hastinapura sampai kepintu syurga, berubah wujudnya menjadi Batara Darma, jelmaan ayahnya Yudistira yang sebenarnya .
Kisah berakhir hidupnya para Putra Pandu, mengandung suatu petunjuk, bahwa Allah Maha Mengetahui segala-galanya, meskipun hanya didalam hati dan tidak pernah dikeluarkan atau dinyatakan kepada orang lain, Allah sudah mengetahui kebaikan atau kebathilan itu.
Jalan hidup dan pegangan hidup para Putra Pandu yang kemudian dikenal dengan Pandawa Lima, tidak dapat dilepaskan dari punakawan Semar dan anak-anaknya yang tidak lain dari jelmaan Dewa Ismaya yang selalu memberi petunjuk dan bimbingan serta nasehat kepada para Putra Pandu.
Nama-nama atau sebutan orang tua laki-laki selalu disertakan dalam memberi nama putra-putranya, seperti Pandawa Lima adalah keturunan Pan yaitu Pandu. Kurawa adalah keturunan Kuru, Drupadi adalah keturunan Drupada, Madrim adalah keturunan Raja Mandra dst.
Yudistira dalam pewayangan adalah simbul atau lambang sosok yang suci, tidak mempunyai dosa dan diibaratkan darahnya berwarna putih tanpa noda sediktpun.
Bima dalam pewayang adalah simbul kete-gasan dan keadilan serta kejujuran dalam menegakkan hukum, tidak pandang bulu, siapapun yang salah harus dihukum meskipun itu saudara maupun anaknya sendiri. Bima selalu menepati janjinya, bertubuh tinggi besar dan kokoh.
Raden Harjuna adalah lambang atau sim - bul sosok tampan dan rupawan tetapi donyuan, banyak anak banyak istri tetapi semuanya rukun.
Kisah-kisah pewayangan banyak mengan-dung ajaran-ajaran Falsafah yang bermakna spiri tual tinggi, kata-kata Adiluhung yang memben tuk budi luhur dan pekerti/perbuatan mulia Bangsa Indonesia.
Dunia pewayangan mempunyai andil yang sangat besar dalam membentuk watak Budi Luhur dan Hati Mulia Bangsa Indonesia yang dika gumi oleh bangsa lain didunia ini.
Menonton pertunjukan wayang yang memakan waktu panjang saja sudah mengandung pendidikan, dimana penonton dididik untuk sabar dalam menghadapi kenyataan hidup, dan tekun menerima/menanti ilmu atau wejangan spiritual yang bermakna tinggi lewat dalangnya.http://www.google.co.id/imgres?q=cerita+pandawa+5&um=1&hl=id&client=firefox-a&hs=pko&sa=N&rls=org.mozilla:id:official&biw=986&bih=611&tbm=isch&tbnid=N4pivGkBLXkQTM:&imgrefurl=http://landavia.multiply.com/journal/item/513/Sentai_Pandawa_Lima&docid=NRhdn9Wp7yVTCM&imgurl=http://api.ning.com/files/aBEm5jA0ynC41zyPJ77962yYS82IznIYb2lBWr699ex3ZvrNS6vmx8K5gCcgQLQPdQ7TcXn021c6Omw62UF7mwV9yGdwXtee/PANDAWA5.jpg&w=2358&h=1594&ei=n8k5T6qWO8PqrQeJ5KyuCA&zoom=1&iact=rc&dur=290&sig=101744898550534732459&page=1&tbnh=121&tbnw=161&start=0&ndsp=16&ved=1t:429,r:0,s:0&tx=64&ty=35